Senin, 22 Agustus 2011

PIL PAHIT YANG MENYEMBUHKAN

Terus Kreatif, Gigih dan Sabar

Seorang penderita TBC tiba-tiba berteriak histeris saat hendak minum obat-obatan yang harus di minumnya. Rupanya ia sangat stres karena harus minum obat dalam jangka waktu lama dan dalam jumlah banyak. Obat-obat yang harus di minumnya itu memberi efek mual, pening, dan membuat tubuhnya menjadi tidak nyaman. Ia ingin sekali menyerah, namun keluarganya terus membujuknya agar ia terus berjuang melawan penyakitnya itu.

Sama hal nya jika menginginkan sesuatu yang lebih baik atau kesuksesan, banyak rasa sakit, stres dll yang harus kita rasakan, dan rasa sakit itu mungkin dalam jumlah banyak dan lama yang mungkin bisa membuat kita menyerah, hanya sebuah keinginan dan tujuan yang kuatlah bisa membuat kita berjuang untuk mencapai semuanya. Jika kita sudah melewati itu semua maka semua keindahan akan kita rasakan, sama halnya seperti batu intan, sebelum menjadi batu yang indah tentunya ia mengalami sebuah proses yang menyakitkan seperti di pukul pakai palu lalu di bakar dsb. Setelah semuanya di lalui maka batu tersebut akan menjadi indah dan mempunyai harga yang mahal.

Tidak semua obat bisa dibuat seperti sirop dengan rasa manis seperti jeruk. Sebagian obat rasanya benar-benar pahit dan menyebalkan. Namun itulah jalan menuju kesembuhan yang harus di tempuh. Dalam berusaha menuju sebuah kesuksesan, sering tidak mudah butuh usaha besar untuk melepaskan diri dari kesulitan, tidak jarang dalam situasi itu kebosanan dan keputusasaan menjadi sangat berkuasa. Namun, jangan biarkan diri kita menyerah. Setialah untuk terus berjuang. Kita di ajarkan tidak berfokus pada kesulitan tetapi kita di ajak untuk berfokus pada penyelesaiannya untuk mampu melewati kesulitan-kesulitan itu.

NEXT : LEBIH BAIK VS TERBAIK

Just Relax :

Kamu mengaku saja

Seorang guru Sejarah memberikan pertanyaan kepada murid-muridnya,
“Anak-anak, siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945?”
Murid-murid semua diam seribu bahasa. Karena hingga menjelang usai jam pelajaran belum satu murid pun menjawab, sang guru marah dan akhirnya menghukum seluruh muridnya berjemur di lapangan upacara hingga sore hari. Salah seorang murid tersebut, sebut saja Anto, tiba di rumah dengan menangis tersedu-sedu. Ayahnya yang keheranan bertanya,
“To, kenapa kamu? Berkelahi?”
Anto menjawab, “Bukan Pak, tapi kami dihukum jemur oleh pak Guru.” Ayahnya bertanya lagi, “Kenapa sampai dihukum?”
Anto menjawab, “Kami tidak menjawab siapa yang menulis Pancasila dan UUD 1945, pak” Tiba-tiba muka sang Ayah merah padam dan menampar anaknya itu sembari menghardik,
“Kenapa tidak mengaku saja kamu yang menulisnya!!!”

Demikian rahasia hidup sukses minggu ini, baca rahasia hidup sukses minggu selanjutnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar